Entah dosa apa yang telah gue
lakukan sewaktu kecil sehingga sejak di bangku sekolah dasar, gue telah
mengenal mereka berdua. Sahabat gue yang pertama sebut saja namannya Dedi.
Menurut gue ada dua tipe orang di
dunia ; yang pertama, adalah orang yang makannya hanya beberapa sesuap nasi
saja kemudian bisa mengutuk timbangan berat badan karena harus menerima
kenyataan bahwa berat badannya naek beberapa Kilogram keesokan harinya. Yang kedua,
adalaha orang yang membuat seluruh wanita di dunia menjadi iri karena dengan
nafsu makan seperti sudut lingkaran yang tidak terbatas, tapi badannya tetap segitu
segitu aja. Dan Sahabat gue Dedi ini adalah kategori manusia yang kedua. Mungkin
setiap makanan yang dia cerna tidak berubah menjadi lemak atau jadi taik, tapi
berubah menjadi dosa. Sehingga tak tampak perubahan dalam tubuhnya.
Dedi adalah orang yang terlalu
kurus untuk disebut sehat, tapi mempunyai kelebihan pada postur badannya yang
tinggi. Cacingan adalah deskripsi yang tepat untuk Dedi.
Yang kedua adalah sahabat gue yang
bernama Hardi. Dia adalah pria kekinian yang terobsesi menjadi tampan, tapi
tidak semua orang sadar bahkan orang terdekatnya seperti gue dan Dedi. Berprofesi
sebagai perawat di salah satu rumah sakit dan juga memiliki tampang yang berpotensi menjadi
pelaku mal praktek. Berbeda dengan gue dan Dedi yang merupakan orang sunda
tulen, hardi adalah keturunan setengah jawa, setengah gila. Sebagai perawat,
seharusnya hal yang diprioritaskan untuk dirawat olehnya adalah otak dalam
kepalanya sendiri.
Walaupun rumah kami bertetangga,
tapi kesibukan ngebuat kita jadi agak jarang bertemu akhir-akhir ini. Jadi perlu aja buat sekedar ngobrol ( obrolan yang minim intelegensi, tentunya.) dan
membuat tawa seperti yang sering banget kita lakuin bareng dari dulu.