Wednesday, November 27, 2013

Bellaluna

Pagi ini cuaca dingin sudah menyapa lebih pagi, angin bertiup lebih kencang, bahkan masuk tanpa permisi melalui sela-sela lubang kecil ventilasi. Gue memutuskan untuk bangun dan membuka mata, mengulet sebentar sambil mengecek handphone, mungkin ada notifikasi pesan yang masuk, walaupun sebetulnya gue tau pesannya pasti dari seseorang yang sama. operator provider. Dengan nyawa yang masih berceceran yang belum kumpul sepenuhnya, gue memutuskan pergi ke dapur untuk membuat kopi ataupun coklat panas. Melawan dingin dengan kehangatan. 

Satu cangkir kopi  terasa tak cukup. Kopi disuguhkan panas, tapi jika diacuhkan sebentar seketika berubah dingin. Mengalah pada hembusan angin.  Seperti pertengkaran pasangan yang saling membalas sikap acuh dan berlagak masa bodo. Dibudaki oleh masing-masing ego.

Hari ini gue sedang free, karena gue sudah menyelesaikan permintaan suatu perusahaan redaksi majalah untuk melaporkan dan mengirim tulisan tentang suatu event kebudayaan. Iya, gue merupakan pelulis lepas suatu majalah. Setelah sarapan, gue memutuskan untuk berjalan menikmati hari libur ini, meski cuaca membuat hari terkesan gloomy. Daripada pasrah selimutan di dalam kamar yang bisa dibilang cukup berantakan. Sweater dengan hoody  gue kenakan, dipadu celana jeans lusuh. Mungkin sekedar pergi ke toko buku dan mencari bacaan ringan, bisa menjauhkan gue dari kejenuhan.