Walaupun sekarang-sekarang
masih musim hujan yang menjadikan suhu lebih dingin, tapi beberapa hari ini gue
sering kali gerah. Gerah karena terus menerus menemukan di social media khususnya
di-timeline twitter gue yang ngupdate postingan tentang kegalauan karena patah
hati.
Emang sih, belom
tentu orang yang ngetweet galau itu tandanya emang lagi galau beneran.
Bisa aja
ngetweet galau, padahal lagi haha hihi sama temen-temennya di warkop
perempatan. Bisa aja ngetweet galau, padahal sambil nyabutin bulu idung yang
udah panjang-panjang. Bisa aja ngetweet galau, padahal lagi senam yoga dengan
posisi kayang. (ini orang pasti ahli banget).
Jujur gue emang
sering juga ngetweet galau-galauan, tapi malah ketika gue lagi gak
galauin apa2 sama sekali. Kalo lagi
galau, boro-boro mau buka twitter, yang ada ntar malah stalking mulu.
Bikin nambah
sakit. Stalking emang pangkal sakit hati.
Patah hati emang
jadi sesuatu hal yang wajar sih bagi manusia. Dan tentunya, bakal dilalui sama
siapa aja.
Siapa sih yang
gak pernah patah hati?. Mau cewek, mau cowok, pasti pernah ngerasain patah
hati. Sekuat apapun lo mencegahnya, sakit hati bakal datang masanya juga.
Dari Polwan
cantik yang keliatan gagah dan tegar yang bikin pengendara motor bawaanya pengen teriak.
“TILANG AKU, MBAK!!. TILANG AKU!!”,
Sampe tukul
arwana yang terlihat selalu ceria pasti pernah ngerasain patah hati juga.
Tukul Arwan
mungkin kalo lagi patah hati, dia mungkin bakal nanya ke peserta kuisnya…
“PERTINYIINYI!!! PERTINYI… INYI! JIKA SAYA SEDANG
PATAH HATI, CEMILAN APA YANG PALING ENAK DINIKMATI SAMBIL MINUM OBAT NYAMUK? SURVEY….
MEMBUKTIKAN!!
Di umur gue yang
masih 17 tahun dan lagi persiapan buat UN SMA ini, juga udah cukup sering kali
ngerasain patah hati juga. Sama kayak orang
lain yang ngalamin, patah hati nggak pernah terasa menyenangkan. Tapi mau
gak mau hal itu emang harus dilewatin, kan?.
Orang yang baru
putus dan patah hati pada awalnya mungkin akan berusaha biasa-biasa aja kayak
nggak terjadi hal apa-apa.
Yang cowok, bisa
aja setelah putus masih bisa ketawa
ketika menceritakan kepada temannya bahwa dia baru aja pisah sama pacarnya. Awalnya biasa aja, tapi ketika
udah sampe rumah, sepinya mulai terasa.
Tersadar ‘Rumah’
lain yang biasanya didatangi, kini sudah tidak akan lagi bisa dikunjungi.
Yang cewek, bisa aja setelah putus masih sempet ngetweet “Akhirnya,
aku bahagia bisa putus sama dia”. tapi
enggak lama, jari yang digunakan untuk mengetik tweet itu pada akhirnya akan
mulai digunakan untuk menghapus air mata.
Semua orang yang
patah hati pasti merasakannya. Pahit.
Dan pada
keesokan paginya, pada kondisi seperti itu, mungkin Kopi ataupun teh diet herbal yang biasanya lo minum nggak bakal begitu
terasa pahitnya.
Pada hari
berikutnya orang yang baru patah hari sering kali merasa uring-uringan. Semuanya
terlihat menjengkelkan. Liat apa-apa aja
bawaaanya jadi rentan galau.
Berangkat ke
kantor atau ke kampus dengan tatapan nanar.
Jalan yang biasa
di lewati bareng sama dia rasanya tak lagi sama.
Cewek yang baru
patah hati ngeliat abang tukang siomay aja bawaannya jadi kesel. Bawaannya syirik, baskom siomay aja ada yang
boncengin, tapi dia nggak.
Yang cowok
berusaha lebih tegar dengan mendekatkan diri dengan tuhan. Ya seenggaknya itu
salah satu efek positif patah hati, lebih dekat dengan tuhan.
Tapi pas keluar
mesjid juga jadi nyesek, ngeliat bakiak masjid yang biasa dipake buat wudhu aja ada pasangannya, sedangkan dia nggak.
Apalagi sekarang
lagi sering hujan, hampir kebanyakan orang bawaannya jadi rentan galau. entah
apa korelasi antara hujan dengan kegalauan.
Ketika hujan gue
biasanya bakal berdiri di depan jendela kaca
yang saat hujan akan terlihat tebal dari biasanya, menatap nanar dari dalam
kantor ke parkiran motor. Tapi itu biasanya bukan galau karena patah hati, tapi
karena motor yang baru gue cuci tadi pagi kebasahan dan jadi kotor lagi.
-_____-
Oke, maap. Rada nggak
nyambung dikit. Mari kembali ngomongin orang yang lagi patah hati.
Sampai dimana
tadi? Oh iya….
Orang yang
sedang patah hati juga biasanya akan mencari pelarian akan sakit hatinya.
Menghabiskan waktu
bermain game seharian, makan coklat sebanyak-banyaknya
tanpa peduli lagi akan benda yang bernama timbangan, atau cara yang paling
simple dengan bercerita kepada teman.
Tapi dengan
hanya mencari pelarian saja, rasa sakit hatinya tidak akan sembuh begitu saja. Pada
akhirnya, waktulah yang malah jadi penyembuhnya.
Seperti layaknya jatuh hati, mungkin patah hati juga
membuat kita jatuh. Jatuh lebih keras yang membuat diri untuk bangkit terasa
lebih sulit.
Jatuh yang menyebabkan timbul luka koreng di
lutut ataupun di siku. Luka menyebalkan yang lo tau butuh waktu lebih lama
untuk mengering dan sembuh daripada di
bagian tubuh yang lain.
Luka korengnya
nggak bisa lo taruh di rumah, akan menempel dan terbawa kemana-mana ke setiap
tempat yang hendak lo tuju. Lo bisa saja membiarkan luka korengnya terbuka
begitu saja atau menggunakan plester untuk menutupinya.
Sesekali sahabat lo yang begitu perhatian mungkin akan
menanyakan, “itu kenapa siku sama lutut di plester gitu, sakit gak?” sambil
dengan sengaja mecolok-colok plesternya seperti tidak pernah tahu bahwa luka baru yang
bersentuhan dengan gesekan sedikit saja akan menimbulkan rasa perih.
Lo menjawab pertanyaannya hanya dengan senyum
meringis menahan sedikit perih. Senyumnya
percis ketika lo menjawab pertanyaan, “eh, si itu kemana? Kalian udah gak barengan
lagi?”.
Senyum yang sama
seperti plester. Senyum untuk menutupi luka.
Tapi pada
saatnya luka koreng itu akan mulai mengering,
mungkin akan sesekali menggangu karena mulai timbul rasa gatal. Kata orang,
luka yang mulai gatal, tandanya akan segera sembuh.
Dan itu adalah
moment terbaiknya, lo akan mulai menikmati lukanya, lo akan geli-geli enak
ketika
menggaruknya.
Nggak selamanya
luka akan melulu terasa menyiksa.
Kemudian lo akan bisa lebih tulus untuk tersenyum,
karena mulai lebih enak untuk berjalan, bahkan mungkin berlari, mengejar
mimpi-mimpi yang baru.
Walaupun setelah
patah hati masih belom punya pasangan, tapi tetaplah tersenyum. Karena diluar
sana kita gak pernah tau, mungkin senyum lo adalah sumber kebahagiaan bagi
orang lain yang diam-diam mulai berjalan untuk mengetuk hati agar segera
terbuka.
jadi dipostingan tahun 2015 ini lo baru umur 17 tahun dan mau menghadapi UN?
ReplyDelete